Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Materi Pelajaran IPS Kelas 4 Semester 1 : PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT

PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN 
SETEMPAT 
A.  Peninggalan Sejarah 
Sejarah adalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar terjadi di masa 
lalu. Sedangkan peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang 
mempuanyai nilai sejarah. Ada bermacam-macam bentuk peninggalan 
sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, 
prasati, patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat. 
1. Fosil, yaitu sisa-sisa tulang belulang manusia dan hewan atau 
tumbuhan yang membatu. Tulang belulang dan sisa-sisa tumbuhan itu 
berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan tanah. Umumnya 
fosil-fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa 
mengetahui kehidupan pada zaman purba. Contoh: Fosil tengkorak 
manusia purba di Sangiran Jawa  Tengah yang ditemukan oleh E. 
Dubois.  
2. Peralatan dari zaman dulu. Ada banyak peninggalan berupa peralatan 
yang dipakai pada zaman dulu. Peralatan ini digunakan untuk berburu,
menangkap ikan, dan bertani.Ada yang terbuat dari logam, tulang dan 
batu. 
3. Prasasti, yaitu tulisan-tulisan dari masa lampau, Tulisan ini ditulis 
pada batu emas, perunggu, tembaga, tanah liat atau tanduk binatang. Prasasti ini biasanya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Contohnya: 
Prasasti Yupa, Prasasti Kedukan Bukit. 
4. Patung (Arca). Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan 
Hindu dan Budha. Bentuk Patung itu bermacam-macam. Ada patung 
dewa-dewa, ada patung Budha, ada patung yang berupa binatang dan 
lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan 
emas. 
5. Bangunan. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain.  
a. Candi, adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu.
Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara 
keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi Prambanan. 
b. Gedung, adalah suatu bangunan  rumah. Banyak gedung yang 
mempunyai nilai sejarah. Contonya: Gedung Stovia, Gedung 
Soempah Pemuda. 
c. Tempat ibadat, Contoh tempat ibadat yang mempunyai nilai 
sejarah adalah Masjid Demak Jawa Tengah,.Gereja Katedral 
Jakarta. 
d. Benteng, yaitu bangunan yang dipergunakan untuk 
mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng-benteng 
yang ada di Indonesia umumnya peninggalan Belanda, 
Portugis, dan Spanyol. Contoh: Benteng Vredeburg di 
Yogyakarta, Benteng Duurstede di Maluku. 
e. Istana. Di Indonesia banyak istana yang bernilai seejarah, 
misalnya Keraton Yogyakarta, Istana Negara, Istana Bogor. 
f. Tugu/monument., adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan 
untuk memperingati suatu peristiwa. Peristiwa itu dianggap penting atau bersejarah. Misalnya: Monumen Yogja Kembali, 
Monas. 
g. Makam. Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat 
dikuburkannya tokoh-tokoh penting dalam sejarah.Misalnya: 
makam Diponegoro di Manado, Makam Bung Karno di Blitar. 
6. Naskah/tulisan kuno. Contoh  peninggalan sejarah berbentuk 
naskah/tulisan adalah kitab dan  dokumen-dokumen penting.Misalnya: 
Naskah Supersemar, naskah Proklamasi, Kitab Mahabarata. 
B. Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah 
Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat
nyata.  Maksudnya kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun 
ada juga yang berupa dongeng, yang tidak nyata. Maksudnya 
terjadinyanya suatu tempat atau daerah tidak seperti yang diceritakan. 
Ada beberapa cerita rakyat. Misalnya:  legenda, mitos, dongeng, fable, 
dan sage. Bentuk-bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat 
secara tidak nyata. Legenda tidak diaggap suci karena tidak ada tokoh 
dewa. Bentuk-bentuk cerita rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah 
yaitu. 
1. Legenda, yaitu cerita terjadinya  suatu tempat. Banyak masyarakat
yang percaya cerita itu benar-benar  terjadi. Contoh legenda antara
lain: 
a. Cerita terjadinya Gunung Tangkupan Perahu di Jawa Barat. 
b. Cerita asal-usul  nama Banyuwangi di Jawa Tengah. c. Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah. 
2. Mitos, yaitu cerita yang dipercaya benar-benar terjadi, dianggap suci, 
dan memiliki tokoh, dewa. Contohnya: asal usul Prambanan, asal usul 
Selat Bali. 
3. Dongeng, adalah cerita yang tidak  pernah terjadi dalam kehidupan 
nyata. Biasanya berupa cerita tentang keajaiban atau kesaktian. 
Misalnya dongeng Joko Tarub, Timun Emas, Bawang Merah dan 
Bawang Putih. 
4. Fabel. Fabel termasuk cerita rakyat yang berisi pendidikan moral. 
Biasanya bercerita tentang kehidupan hewan atau binatang. Dalam 
fable hewan bisa berbicara seperti manusia. 
5. Sage, adalah cerita rakyat tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti 
ini banyak beredar di masyarakat  tetapi sumbernya sulit ditemukan. 
Biasanya merupakan sumber lisan. 
C. Menghargai Peninggalan Sejarah 
Beberapa bentuk penghargaan terhadap benda-benda peninggalan 
sejarah, antar lain. 
1. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah. 
Ini merupakan tugas kita semua. Tetapi penanggung jawab utamanya 
adalah Negara. Cara merawat dan menjaga antara lain sebagai berikut: 
a. Menjaga keutuhan benda-benda peninggalan sejarah. 
b. Tidak mencoret-coret dan  membuat kotor benda-benda 
peninggalan sejarah. 
c. Tidak mengambil dan memperjualbelikan benda-benda 
peninggalan sejarah sebagai barang antic. 
d. Melakukan pemugaran dengan tidak meninggalkan bentuk 
aslinya. 2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalaln sejarah seperti candi, 
makam pahlawan, monumen dan lain-lain. 
3. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar. 
D. Manfaat menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah 
Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peninggalan 
sejarah antara lain yaitu: 
1. memperkaya khasanah kebudayaan bangsa Indonesia, 
2. menambah pendapatan Negara  karena digunakan sebagai obyek 
wisata, 
3. menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga
dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang, serta 
4. membantu dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan 
memanfaatkan untuk obyek penelitian

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar